Pages

mengintip pelatih termahal di inggris

Roberto Mancini (REUTERS/Giampiero Sposito)

Tahun 2012 yang akan tiba beberapa hari lagi dipastikan akan menjadi tahun yang baik bagi Manajer Manchester City, Roberto Mancini. Setidaknya dalam urusan gaji.

Pasalnya, keberhasilan Manajer Italia tersebut membawa ManCity memuncaki klasemen Premier League sepanjang paruh pertama musim ini. Dan prestasinya membuat Manajemen ManCIty tidak sungkan-sungkan menawarkan kontrak baru.

Seperti dilaporkan Mirror Football, Senin, 26 Desember 2011, manajemen ManCity tengah melakukan negosiasi dengan agen Mancini. Kabarnya, dia akan disodorkan perpanjangan kontrak hingga 2015 dengan gaji sebesar 6 juta Euro atau Rp70 miliar rupiah per tahun.

Dengan gaji sebesar itu, maka Mancini dinilai bakal menjadi pelatih termahal di Premier League. Sebab, manajer tersukses di Inggris, Sir Alex Ferguson, konon hanya digaji 5,3 juta Euro atau Rp63 miliar rupiah oleh manajemen Manchester United.

Manajemen City merasa perlu untuk memperpanjang kontrak Mancini. Tidak hanya karena prestasinya yang bisa membawa klub bertengger di puncak klasemen, tapi juga karena ada beberapa klub besar yang menggodanya untuk pindah. Setidaknya ada dua klub yang sudah kelihatan ingin mendapatkan manajer berusia 47 tahun itu: Juventus dan AC Milan.

Selain itu, kehadiran Mancini juga dinilai membawa pengaruh signifikan bagi perkembangan The Citizens. Walau di musim ini gagal membawa timnya lolos babak 16 besar Liga Champions. Tapi setidaknya pencapaian Mancini di kompetisi domestik cukup memuaskan manajemen.

Mancini mulai melatih ManCity pada 2009 menggantikan pelatih sebelumnya, Mark Hughes. Di musim pertamanya, Mancini hanya berhasil membawa timnya finish di posisi 5 klasemen Premier League. Namun, Presiden ManCity, Khaldoon Al Mubarak, tetap mendukung Mancini.

Memasuki musim kedua, demi memenuhi ambisi manajemen serta ditopang dana tidak terbatas, Mancini belanja gila-gilaan dengan membeli pemain bintang dengan harga fantastis. Di antaranya dengan memboyong David Silva dari Valencia dengan harga 24 juta poundsterling, Yaya Toure dari Barcelona dengan harga 24 juta poundsterling dan Aleksandar Kolarov dari Lazio dengan harga 19 juta poundsterling.

Mengakhiri musim keduanya, Mancini pun sukses menebus kepercayaan manajemen klub dengan meraih gelar Piala FA yang pertama bagi ManCIty sejak 1969. Di Premier League sendiri, Mancini sukses menembus posisi ketiga dan berhak mengikuti babak play off Liga Champions.

Musim 2011-2012, Mancini kembali menambah amunisi baru dan melengkapi skuadnya. Nama-nama beken seperti Sergio Aguero dan Samir Nasri didatangkan ke Ettihad Stadion. Permainan tim yang mulai padu di bawah asuhan Mancini membuat ManCity sukses memuncaki klasemen Premier League.

Yang menambah spesial di musim ini adalah sukses Mancini menjaga konsistensi permainan anak-anak asuhnya hingga tidak terkalahkan dalam 14 laga berturut-turut. Selain itu, aksi ManCity yang sukses mempermalukan tetangganya, Manchester United, dengan skor 6-2 juga menjadi nilai lebih untuk menaikkan pamor Mancini.

Terbiasa Tangani Klub Bangkrut
Banyak pihak yang menganggap sukses Mancini hanya karena berkat dukungan finansial besar pemilik klub yang ditanganinya. Sebelum melatih ManCity, dia selama empat tahun sukses mengangkat prestasi klub kaya Italia, Internazionale dan mendominasi sepakbola Italia selama empat tahun.

Namun, siapa kira jika Mancini di awal kariernya harus menangani klub-klub yang di ambang kebangkrutan. Dia memulai karier kepelatihannya pada tahun 2001 dengan menukangi klub asal Firenze, Fiorentina.

Situasi klub yang tengah berada dalam krisis keuangan ini membuat Mancini rela tidak digaji. Meski demikian, Mancini sempat mempersembahkan satu gelar Piala Italia untuk publik Firenze sebelum mundur pada Januari 2002.

Pada Mei 2002, mantan pemain Sampdoria ini kemudian menandatangani kontrak dengan Lazio. Situasi Biancoceleste tidak jauh berbeda dengan situasi di klub sebelumnya, Fiorentina. Krisis keuangan yang menerpa Lazio membuat manajemen melepas sejumlah pemain bintangnya seperti Alessandro Nesta dan Franseco Toldo.

Di tengah pincangnya kondisi skuadnya, Mancini masih mampu untuk membawa elang Ibukota hingga babak semifinal Piala Uefa (sekarang Liga Eropa) di musim pertamanya. Dan di tahun keduanya, Mancini berhasil membuat publik Lazio bersukacita dengan gelar Piala Italia yang ia persembahkan.

Di tahun 2004, Mancini menerima tawaran untuk melatih klub bertabur bintang namun miskin gelar, Internazionale. Di bawah asuhan Mancini, permainan dan mental juara Javier Zanetti dan kawan-kawan mulai terangkat.

Bersama Mancini, Inter akhirmya memenangkan gelar domestik pertamanya sejak 1989 dan mendominasi sepakbola Italia. Total Mancini telah menyumbangkan tiga gelar Scudetto Serie A (2006, 2007, 2008), 2 Piala Italia (2005, 2006) dan 2 Piala Super Italia (2005, 2006).

Pemilik Inter, Massimo Moratti, ternyata tetap tidak puas dengan prestasi Mancini yang kerap gagal kala membawa Inter berlaga di pentas Eropa. Hubungan Mancini dengan Moratti pun memanas setelah Nerrazurri ditaklukkan wakil Inggris, Liverpool, di babak kedua Liga Champions 2008.

Akhirnya pada Mei 2008, Mancini ditendang manajemen Inter dan digantikan dengan Jose Mourinho. Setelah sempat menganggur selama setahun lebih, Mancini akhirnya mendapat tawaran dari Manchester City yang mencari sosok pengganti untuk menggantikan Mark Hughes di kursi pelatih.

0 comments:

Post a Comment